TUGAS (M-04)
LATIHAN 1 STELA
Oleh:
Nama : David Rendi Pratama
NIM : 165040207111163
Kelas : H
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1.
Meneruskan pengayaan bahan kajian
seperti yang dituliskan pada minggu kedua
Peta
ortofoto adalah sebuah foto udara atau
gabungan beberapa foto udara yang telah dikoreksi geometris sehingga skala foto
itu adalah seragam.
Penamaan
satuan peta tanah merupakan kategori penamaan satuan
tanah tergantung dari skala peta. Penamaan skala detail menggunakan kategori
rendah (famili atau seri) , sedangkan skala kacil menggunakan kategori tinggi
(sub group, great group, sub ordo, atau ordo).
Fase
tanah merupakan pengelompokan tanah secara fungsional yang
bermanfaat untuk memprediksi potensi tanah didaerah yang disurvei.
Kolerator
merupakan orang yang bertanggungjawab terhadap peta yang dihasilkan
Pendekatan sintetik: Mengamati, mendeskripsi dan mengklasifikasikan profil-profil
tanah (pedon) pada beberapa lokasi di daerah survei, kemudian membuat
(mendelineasi) batas disekitar daerah yang mempunyai profil tanah yang serupa,
sesuai dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan.
Pendekatan analitik: lanskap dibagi kedalam tubuh tanah alami
berdasarkan karakteristik eksternal (seperti: landform, veg, tanah permukaan)
kemudian menentukan karakteristik melalui pengamatan dan pengambilan contoh.
Peta Dasar merupakan suatu peta yang digunakan
dasar dalam pembuatan peta (menggambarkan delineasi satuan peta tanah)
Delineasi teknik yang digunakan untuk
menandai segala sesuatu yang ada di peta dengan cara manual
Digitasi teknik yang digunakan menandai peta
dengan cara digital (menggunakan komputer)
Inklusi
merupakan deliniasi satuan peta tanah hampir selalu mengandung satuan tanah
lain yang tidak disebutkan dalam nama satuan peta tersebut.
Inklusi
bukan penghambat merupakan inklusi tanah tidak
serupa dengan faktor penghambat tanah utama.
Inklusi
penghambat merupakan inklusi tanah tidak serupa yang mempunyai faktor
penghambat dari tanah utama atau mempengaruhi tingkat pengolahannya.
2.
Kerjakan bahan diskusi pada slide no
4 di bahan kuliah minggu 3
1. Mengapa
perlu ditentukan luasan SPT terkecil 0.4 cm2?
Karena
penentuan luasan SPT terkecil tersebut ditujukan untuk mendapatkan kompleks
tanah, yang mana bila komponen tanah yang berasosiasi secara geografis, tetapi
tidak dapat dipisahkan kecuali pada tingkat amat detil. Sehingga dilakukan
dengan luasan terkecil 0.4 cm2.
2.
Apakah dibenarkan kita membesarkan
peta analog (misalnya peta tanah cetak) dgn scanner/foto copy skala 1 :
250.000 menjadi 1 : 50.000? JELASKAN
Dibenarkan
apabila kita membesarkan peta analog dengan scanner atau fotocopy skala 1 :
250.000 menjadi 1 : 50.000. Namun, informasi yang kita dapat sama dengan skala
sebelumnya. Apabila ingin mendapat informasi yang lebih detail dengan skala
yang sudah dirubah 1 : 50.000 kita harus menambahkannya sendiri.
Tidak
dibenarkan apabila kita membesarkan peta analog dengan scanner atau fotocopy
skala 1 : 250.000 menjadi 1 : 50.000. Hal ini berlaku karena dengan merubah
skala hanya memperbesar ukuran peta tanpa memberikan informasi yang lebih rinci.
3. Skala peta
Berapa
luas di lapangan untuk suatu SPT berukuran 0.8 cm2 pd peta berbagai skala
seperti pada butir-butir di bawah?
Eksplorasi (1: 1.000.000)
Luas
sebenarnya = 0.8 cm2 × (1.000.000)2 = 0.8 × 1012 =
8000 ha
Tinjau
(1 : 250.000)
Luas sebenarnya = 0.8 cm² × (250.000)² = 0.5 × 10¹¹ cm² = 500 ha
Semi
detil (1 : 50.000)
Luas sebenarnya = 0.8 cm² × (50.000)² = 0.2 × 1010 cm²
= 20 ha
Detil
(1 : 25.000)
Luas sebenarnya = 0.8 cm² × (25.000)² = 0.5 × 109 cm²
= 5 ha
Sangat
Detil (1 : 5.000)
Luas sebenarnya = 0.8 cm² × (5.000)² = 0.2 × 108 cm²
= 0.2 ha
Berapa
intensitas pengamatan untuk peta berbagai skala seperti pada butir-butir di
bawah?
Eksplorasi
(1: 1.000.000)
Tiap luas tiap 1 cm² pada peta adalah 100 km² atau kurang dan memiliki
kerapatan pengamatan rata-rata dihimpun dari data dan peta yang ada.
Tinjau
(1:250.000)
Tiap luas tiap 1 cm² pada peta adalah 100-625 ha dan memiliki kerapatan
pengamatan rata-rata 1 tiap 2-12.5 km².
Semi
detil (1:50.000)
Tiap luas tiap 1 cm² pada peta adalah 25 ha dan memiliki kerapatan pengamatan
rata-rata 1 tiap 50 ha.
Detil
(1:25.000)
Tiap luas tiap 1 cm² pada peta adalah 6.25 ha dan memiliki kerapatan pengamatan
rata-rata 1 tiap 12.5 ha.
Sangat
Detil (1:5 000)
Tiap luas tiap 1 cm² pada peta adalah 0.25 ha dan memiliki kerapatan pengamatan
rata-rata 2 tiap 1 ha.